HIDUP SELALU BERPUTAR SEMAKIN DIKEJAR SEMAKIN JAUH

liem

Sabtu, 11 Desember 2010

TESIS




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan  Agama Islam sangat penting bagi anak didik, dimana pertumbuhan dan perkembangannya sangat memerlukan tuntunan, bimbingan dan dorongan serta pengarahan agar dapat menguasai dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh.  Dengan proses ini diharapkan tumbuh pribadi muslim yang tangguh, sehingga dapat menjalankan ajaran islam sebagai tugas kehidupannya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Pentingnya pendidikan agama Islam dalam kehidupan anak juga dapat ditinjau dari segi fungsinya, yaitu : “Untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT disamping memiliki pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkahlaku berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam.” [1]
Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam itu mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pengembangan kepribadian manusia, baik secara individu maupun secara sosial. 
Firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 122 :
Artinya :    “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalami ilmu pengetahuan agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga diri…” [2]

Dengan memperhatikan ayat tersebut, maka sebagai umat yang menganut agama Islam, merasakan betapa perlunya mempelajari agama itu, sebagaimana sabda Nabi SAW :
عن  انس ابن مالك قال قال رسول الله ص. م. : طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
 “Dari Anas bin Malik berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Majah)[3]
Hadist di atas memberikan pengertian bahwa setiap orang Islam itu diwajibkan menuntut ilmu pengetahuan agama Islam, sehingga di dalam menjalankan tugas kehidupan dapat mencapai kehidupan. Di dalam  proses pendidikan dan pengajaran di sekolah pendidikan agama Islam merupakan kerangka landasan di dalam pembinaan anak didik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas dan terampil sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. 
Dengan demikian akan benar-benar tercipta masyarakat yang adil dan makmur.  Di dalam tujuan tersebut, harus ditempuh melalui proses pendidikan dan pengajaran yang penyelenggaraannya benar-benar memikirkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik, sehingga apa yang diupayakan oleh guru dalam menanamkan ilmu keagamaan terhadap anak didik dapat berjalan dengan baik.
Dalam ranah pendidikan di Indonesia, pentingnya pendidikan akhlak tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[4]

Berdasarkan dari rumusan pendidikan nasional tersebut, maka dengan demikian tercermin pula tujuan pendidikan agama Islam yang beriman dan bertaqwa, sedangkan pendidikan secara umum diartikan sebagai bimbingan dan asuhan yang diberikan kepada anak didik dalam rangka pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dimengerti bahwa untuk menciptakan aspek jasmani dan rohani yang positif tentunya agama yang sangat memegang peranan penting.  Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmud Yunus, bahwa : “Pendidikan agama itu mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat derajat yang tinggi serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.”[5]
Tujuan pendidikan anak dalam Islam adalah sebagaimana termaktub dalam Surat Luqman Ayat 13-14 sebagai berikut :
Dan  (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada Anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.  Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalah dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu[6]
Selanjutnya dalam ayat berikutnya :
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya  yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).[7]

Dari ayat-ayat tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan aqidah tauhid atau etika makhluk terhadap Khaliq. Selanjutnya pendidikan Islam bertujuan membentuk manusia yang berbakti kepada kedua orang tua, atau berakhlak terpuji, mengajarkan anak untuk dapat melaksanakan dan mendirikan shalat, amar ma’ruf dan nahi mungkar. Ringkasnya, pendidikan Islam mencakup Iman (tauhid), Islam (syariat) dan Ikhsan (budi pekerti).
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka ilmu agama itu perlu dikaji, diketahui, dan dipahami serta diamalkan dengan penuh keyakinan, agar kelak dapat menjadi dasar kepribadian yang baik.  Athiyah Al-Abrasy mengemukakan pendapatnya “Pendidikan agama Islam pada hakekatnya bertujuan untuk mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.” [8]
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa tujuan akhir daripada pendidikan agama Islam bukan berarti hanya mementingkan soal rohaniah semata, namun dari itu ditekankan kepada pendidikan akhlak.  Disinilah tugas seorang pendidik/guru sangat memegang peran yang sangat penting, di dalam membentuk sikap dan kepribadian anak didik; hal ini sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa :
Pendidikan agama itu sangat penting, maka guru agama harus dapat membawa anak didik semua kepada arah pembinaan pribadi yang sehat dan baik, setiap guru harus menyadari bahwa segala pembinaan bagi anak didik, juga yang sangat penting adalah tindakan guru dimana semua perilakunya akan merupakan unsur pembinaan yang tak disadari, disamping pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dengan oleh guru agama dalam pembinaan anak didik, juga yang sangat menentukan adalah kepribadian guru, sikap, cara hidup, berpakaian, bergaul dan berbicara yang secara tidak langsung hubungannya dengan pengajarannya, namun dalam pendidikan atau pembinaan pribadi hal itu sangatlah berpengaruh.[9] 

Dari kutipan tersebut, dapatlah diambil pengertian bahwa pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian terpenting yang berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai yang antara lain akhlak.  Karena pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri.  Dengan demikian akan tercipta manusia yang diharapkan.  Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, juga ditentukan oleh kemampuan guru karena faktor guru/ pendidik sangat menentukan keberhasilan anak dalam pendidikan.  Oleh sebab itu pendidik yang telah siap untuk mengajar, dianggap sudah mampu memilih metode mengajar yang serasi untuk dipakai dalam mengajar.
SMP Negeri I Bandar Lampung adalah sekolah menengah pertama tertua di Bandar Lampung yang berdiri sejak tahun1949. Sekolah ini mempunyai visi Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam imtaq (iman dan takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).[10] Untuk mencapai visi tersebut utamanya dilakukan melalui proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya Pendikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Bandar Lampung merupakan mata pelajaran Kurikulum Nasional yang diajarkan selama 2 jam pelajaran per minggu. Dari pengamatan penulis selama penelitian, terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas berjalan dengan baik, dimana guru dengan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, praktek dan tanya jawab berlangsung dengan lancar. Dalam proses tersebut terlihat bahwa guru berhasil mengajarkan mata pelajaran PAI sesuai dengan kondisi dan psikologi siswa.[11]
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan peneliti, ada hal yang menarik yang dapat dilihat dari perilaku siswa SMPN 1 Bandar Lampung apabila mereka bertemu guru dan karyawan serta beberapa temannya, mereka acapkali mengucapkan salam. Dan bila saatnya shalatDzuhur, mereka selalu melakukan shalat Dzuhur berjamaah, dan selanjutnya diisi dengan kultum (kuliah tujuh menit) yang diisi oleh guru agamanya. Ini merupakan cerminan akhlak siswa yang baik yang jarang ditemui pada sekolah-sekolah lain.[12]
            Dari observasi ini penulis tertarik untuk mengkaji pengaruh pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SMPN 1 Bandar Lampung. Studi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keterpaduan pendidikan akhlak dalam pendidikan Agama Islam dalam menanamkan dasar akhlak mulia bagi siswa yang memasuki masa akil balig, dimana pada masa ini anak mengalami perubahan fisik dan mental yang cepat. Pada masa awal remaja ini anak dituntut untuk dapat memiliki rasa tanggungjawab atas segala perilakunya. Pada usia remaja ini, anak-anak memasuki masa yang sangat krusial dan ini memerlukan bimbingan yang tepat dari sekolah, orangtua dan lingkungan sekitarnya.

B.     Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat difahami bahwa   seorang guru itu harus luas pengetahuannya, sehingga tugas yang dibebankan dalam mendidik dapat berhasil dengan baik.  Selain guru,  orang tua juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan anak, sebab orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dan utama dalam hidup anak.
Pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian terpenting yang berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai antara lain akhlak, karena pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri untuk terciptanya manusia sebagaimana diharapkan. 
Dengan demikian yang menjadi permasalahan inti dalam penelitian ini adalah :
1.          Apakah pembentukan akhlak siswa hanya dipengaruhi oleh materi pelajaran Pendidikan Agama Islam saja?
2.          Bagaimanakah kurikulum pendidikan agama Islam dalam kaitannya dengan pembentukan akhlak siswa?
3.          Apakah mata pelajaran lain turut berperan dalam pembinaan akhlak siswa?
4.          Bagaimana Pelaksanan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa SMPN 1 Bandar Lampung.?
5.           Bagaimanakah Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa SMPN 1 Bandar Lampung?
6.          Faktor apakah yang menghambat dan mendorong pendidikan agama Islam terhadap pembentukan  akhlak siswa SMPN 1 Bandar Lampung ?
7.          Apakah lingkungan siswa dan lingkungan sekolah berpengaruh dalam pembentukan akhlak siswa?

2. Pembatasan Masalah
Karena demikian luasnya ruang lingkup masalah penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut :
1.      Penelitian difokuskan pada pelaksanaan Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam hubungannya dengan pembentukan akhlak siswa yang meliputi perencanaan (SAP), Pelaksanaan dan Evaluasi.
2.      Pembentukan akhlak siswa meliputi : pembentukan perilaku siswa dalam hubungannya dengan akhlak dengan Khaliq, orangtua, guru, teman dan lingkungan]

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta batasan masalah diatas, maka dapat diambil suatu rumusan permasalahan dalam penelitian ini, yakni : “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMPN 1 Bandar Lampung ?”

D.    Hipotesis

Adapun yang dimaksud hipotesis adalah “Dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.” [13] Sedangkan menurut Winarno Surakhmad, hipotesis adalah “Sebuah kesimpulan yang bersifat sementara, artinya perlu dibuktikan akan kebenarannya.” [14]
Dilihat dari hasil observasi pendahuluan dan wawancara dengan beberapa dewan guru, penulis mengemukakan hipotesis bahwa keberhasilan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa adalah dikarenakan guru memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan baik, menguasai metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik.


E.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :
1.      Untuk mengetahui dan menemukan Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa
2.      Untuk mengetahui dan menemukan faktor-faktor positif yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa SMPN 1 Badar Lampung

Kegunaan penelitian ini adalah : :
1.      Diharapkan dari penilitian ini dapat diperoleh masukan bagi proses pembelajaran pendidikan Agama Islam yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak siswa sehingga dapat diterapkan di sekolah lain.
2.      Diharapkan dapat berguna bagi para pendidik di SMPN 1 Bandar Lampung agar kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan, terutama pendidikan agama Islam.
3.      Dari hasil penelitian ini kiranya anak didik yang berada di SMPN 1 Bandar Lampung ini dapat menyadari betapa pentingnya pendidikan agama di dalam mengendalikan perilaku.

F.     Kerangka Pikir
Peranan guru dalam proses pembinaan sangat berperan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam diantaranya adalah menjadi manusia yang berakhlak mulia, sesuai dengan tutunan dan ajaran agama.
Mengingat setiap guru memiliki kepribadian, kemampuan profesional, dedikasi dan tanggungjawab yang semuanya merupakan esensi dalam proses pendidikan. Esensi sebuah lembaga pendidikan adalah kualitas pembinaan yang diciptakan oleh guru yang profesional. Dalam konteks inilah peranan pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa dikaji secara ilmiah.
Secara konseptual proses pembentukan akhlak merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum yang baik harus terdapat dalam proses pembinaan. Atas dasar itu proses pendidikan agama Islam mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan metode bimbingan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Secara lebih luas, proses pembentukan akhlak siswa ditentukan oleh variabel yang lebih luas seperti peranan orang tua di rumah, lingkungan sosial, lingkungan pergaulan, media, dan secara internal kurikulum pendidikan itu sendiri.
Disini, peran guru sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menjadi manusia uyang berakhlak mulia melalui proses pembelajaran di dalam kelas dan proses bimbingan di luar kelas dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, perhatian dan nasehat. Selain itu, keberhasilan pembentukan akhlak siswa di sekolah harus didukung pula oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
Jadi, pembentukan akhlak siswa di sekolah merupakan serangkaan proses yang berlangsung dalam proses belajar mengajar dan pengaruh lingkungan internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam Gambar 1 pada halaman berikut.
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa Proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan di luar kelas dan lingkungan dalam kelas yang meliputi guru, sarana, kurikulum, dan kegiatan di dalam dan di luar kelas. Dari dua faktor tersebut yang berinteraksi dalam proses pembelajaran menghasilkan output. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk pembentukan akhlak siswa faktor-faktor input diluar kelas (luar sekolah) atau faktor lingkungan berpengaruh terhadap keberhasilan dari tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Gambar 1
Kerangka Pikir















            Dalam pembentukan akhlak siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, variabel yang mempengaruhinya adalah kurikulum, guru, sarana, kegiatan di dalam dan di luar kelas. Disamping itu, dipengaruhi oleh lingkungan dimana siswa tinggal. Dalam penelitian ini penulis meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa.
Untuk memperjelas dan mempermudah dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis perlu menjelaskan defisini operasional penelitian ini. Pertama, Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segenap upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana diatur oleh Kurikulum 2004. Adapun guru adalah guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam SMPN 1 Bandar Lampung. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor baik yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Akhlak adalah perlaku baik berupa sikap, tindakan atau pola pikir terpuji yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak dalam penelitian ini mencakup akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap lingkungan dan akhlak terhadap sang Khalik.



[1] Arifin HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan, (Jakarta : Bulan Bintang,  1976) hal. 13
[2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1974) hal.  301
[3] Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut :  Daarul Fikr, 1994) Jil. 2,  hal. 79
[4] http//:www.ri.go.id/uu/sisdiknas.pdf
[5] Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,  (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1983) hal. 7.
[6] Departemen Agama RI, Ibid, 1976, h. 654
[7]Ibid, h. 1060
[8]M. Athiyah Al-Abrasy, Dasar – Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemahan Bustami A. Ghani Dan Johar Bahri, (Jakarta : Penerbit Bulan Bintang, 1970( hal. 1
[9] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta :  Bulan Bintang, 1977) hal. 72
[10]Dokumentasi SMPN I Bandar Lampung
[11]Observasi  tgl 2 dan 5 Maret 2006
[12]Observasi tgl. 12,14, dan 18 Maret 2006
[13] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta : Penerbit Andi, 1990) hal.  63.
[14] Winarno Surakhmad, 1982 : 68.


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
PEDOMAN TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR ILLUSTRASI

BAB I
PENDAHULUAN
1

A. Latar Belakang Masalah
1

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
7

C. Rumusan Masalah
9

D. Hipotesis
9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
9

F. Kerangka Pikir

10
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS


A. Pendidikan Agama Islam
13

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
13

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
15

3. Materi Pendidikan Agama Islam
20

4. Metode Pendidikan Agama Islam
24

B. Akhlak
30

1. Pengertian Akhlak
30

2. Macam-Macam Akhlak
32

3. Kriteria Manusia Berakhlak Mulia
34

4. Pendidikan Akhlak Mulia
37

5. Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Akhlak

55
BAB III
METODE PENELITIAN


A. Populasi dan Sampel
57

B. Metode Pengumpulan Data
59

C. Metode Analisis Data
60



BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


A. Gambaran Singkat SMPN 1 Bandar Lampung
63

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
69
BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
80

B. Rekomendasi

81
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan  Agama Islam sangat penting bagi anak didik, dimana pertumbuhan dan perkembangannya sangat memerlukan tuntunan, bimbingan dan dorongan serta pengarahan agar dapat menguasai dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh.  Dengan proses ini diharapkan tumbuh pribadi muslim yang tangguh, sehingga dapat menjalankan ajaran islam sebagai tugas kehidupannya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Pentingnya pendidikan agama Islam dalam kehidupan anak juga dapat ditinjau dari segi fungsinya, yaitu : “Untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT disamping memiliki pengetahuan dan ketrampilan juga memiliki kemampuan mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkahlaku berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam.” [1]
Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam itu mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pengembangan kepribadian manusia, baik secara individu maupun secara sosial. 
Firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 122 :
Artinya :    “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalami ilmu pengetahuan agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga diri…” [2]

Dengan memperhatikan ayat tersebut, maka sebagai umat yang menganut agama Islam, merasakan betapa perlunya mempelajari agama itu, sebagaimana sabda Nabi SAW :
عن  انس ابن مالك قال قال رسول الله ص. م. : طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
 “Dari Anas bin Malik berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Majah)[3]
Hadist di atas memberikan pengertian bahwa setiap orang Islam itu diwajibkan menuntut ilmu pengetahuan agama Islam, sehingga di dalam menjalankan tugas kehidupan dapat mencapai kehidupan. Di dalam  proses pendidikan dan pengajaran di sekolah pendidikan agama Islam merupakan kerangka landasan di dalam pembinaan anak didik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas dan terampil sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. 
Dengan demikian akan benar-benar tercipta masyarakat yang adil dan makmur.  Di dalam tujuan tersebut, harus ditempuh melalui proses pendidikan dan pengajaran yang penyelenggaraannya benar-benar memikirkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik, sehingga apa yang diupayakan oleh guru dalam menanamkan ilmu keagamaan terhadap anak didik dapat berjalan dengan baik.
Dalam ranah pendidikan di Indonesia, pentingnya pendidikan akhlak tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[4]

Berdasarkan dari rumusan pendidikan nasional tersebut, maka dengan demikian tercermin pula tujuan pendidikan agama Islam yang beriman dan bertaqwa, sedangkan pendidikan secara umum diartikan sebagai bimbingan dan asuhan yang diberikan kepada anak didik dalam rangka pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dimengerti bahwa untuk menciptakan aspek jasmani dan rohani yang positif tentunya agama yang sangat memegang peranan penting.  Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmud Yunus, bahwa : “Pendidikan agama itu mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat derajat yang tinggi serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.”[5]
Tujuan pendidikan anak dalam Islam adalah sebagaimana termaktub dalam Surat Luqman Ayat 13-14 sebagai berikut :
Dan  (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada Anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.  Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalah dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu[6]
Selanjutnya dalam ayat berikutnya :
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya  yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).[7]

Dari ayat-ayat tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan aqidah tauhid atau etika makhluk terhadap Khaliq. Selanjutnya pendidikan Islam bertujuan membentuk manusia yang berbakti kepada kedua orang tua, atau berakhlak terpuji, mengajarkan anak untuk dapat melaksanakan dan mendirikan shalat, amar ma’ruf dan nahi mungkar. Ringkasnya, pendidikan Islam mencakup Iman (tauhid), Islam (syariat) dan Ikhsan (budi pekerti).
Berdasarkan dari uraian tersebut, maka ilmu agama itu perlu dikaji, diketahui, dan dipahami serta diamalkan dengan penuh keyakinan, agar kelak dapat menjadi dasar kepribadian yang baik.  Athiyah Al-Abrasy mengemukakan pendapatnya “Pendidikan agama Islam pada hakekatnya bertujuan untuk mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.” [8]
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa tujuan akhir daripada pendidikan agama Islam bukan berarti hanya mementingkan soal rohaniah semata, namun dari itu ditekankan kepada pendidikan akhlak.  Disinilah tugas seorang pendidik/guru sangat memegang peran yang sangat penting, di dalam membentuk sikap dan kepribadian anak didik; hal ini sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa :
Pendidikan agama itu sangat penting, maka guru agama harus dapat membawa anak didik semua kepada arah pembinaan pribadi yang sehat dan baik, setiap guru harus menyadari bahwa segala pembinaan bagi anak didik, juga yang sangat penting adalah tindakan guru dimana semua perilakunya akan merupakan unsur pembinaan yang tak disadari, disamping pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dengan oleh guru agama dalam pembinaan anak didik, juga yang sangat menentukan adalah kepribadian guru, sikap, cara hidup, berpakaian, bergaul dan berbicara yang secara tidak langsung hubungannya dengan pengajarannya, namun dalam pendidikan atau pembinaan pribadi hal itu sangatlah berpengaruh.[9] 

Dari kutipan tersebut, dapatlah diambil pengertian bahwa pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian terpenting yang berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai yang antara lain akhlak.  Karena pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri.  Dengan demikian akan tercipta manusia yang diharapkan.  Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, juga ditentukan oleh kemampuan guru karena faktor guru/ pendidik sangat menentukan keberhasilan anak dalam pendidikan.  Oleh sebab itu pendidik yang telah siap untuk mengajar, dianggap sudah mampu memilih metode mengajar yang serasi untuk dipakai dalam mengajar.
SMP Negeri I Bandar Lampung adalah sekolah menengah pertama tertua di Bandar Lampung yang berdiri sejak tahun1949. Sekolah ini mempunyai visi Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam imtaq (iman dan takwa) dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).[10] Untuk mencapai visi tersebut utamanya dilakukan melalui proses belajar mengajar, termasuk di dalamnya Pendikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Bandar Lampung merupakan mata pelajaran Kurikulum Nasional yang diajarkan selama 2 jam pelajaran per minggu. Dari pengamatan penulis selama penelitian, terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas berjalan dengan baik, dimana guru dengan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, praktek dan tanya jawab berlangsung dengan lancar. Dalam proses tersebut terlihat bahwa guru berhasil mengajarkan mata pelajaran PAI sesuai dengan kondisi dan psikologi siswa.[11]
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan peneliti, ada hal yang menarik yang dapat dilihat dari perilaku siswa SMPN 1 Bandar Lampung apabila mereka bertemu guru dan karyawan serta beberapa temannya, mereka acapkali mengucapkan salam. Dan bila saatnya shalatDzuhur, mereka selalu melakukan shalat Dzuhur berjamaah, dan selanjutnya diisi dengan kultum (kuliah tujuh menit) yang diisi oleh guru agamanya. Ini merupakan cerminan akhlak siswa yang baik yang jarang ditemui pada sekolah-sekolah lain.[12]
            Dari observasi ini penulis tertarik untuk mengkaji pengaruh pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa SMPN 1 Bandar Lampung. Studi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keterpaduan pendidikan akhlak dalam pendidikan Agama Islam dalam menanamkan dasar akhlak mulia bagi siswa yang memasuki masa akil balig, dimana pada masa ini anak mengalami perubahan fisik dan mental yang cepat. Pada masa awal remaja ini anak dituntut untuk dapat memiliki rasa tanggungjawab atas segala perilakunya. Pada usia remaja ini, anak-anak memasuki masa yang sangat krusial dan ini memerlukan bimbingan yang tepat dari sekolah, orangtua dan lingkungan sekitarnya.

B.     Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat difahami bahwa   seorang guru itu harus luas pengetahuannya, sehingga tugas yang dibebankan dalam mendidik dapat berhasil dengan baik.  Selain guru,  orang tua juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan anak, sebab orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dan utama dalam hidup anak.
Pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian terpenting yang berkenaan dengan aspek sikap dan nilai-nilai antara lain akhlak, karena pendidikan agama memberikan motivasi hidup dan kehidupan, dan juga merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri untuk terciptanya manusia sebagaimana diharapkan. 
Dengan demikian yang menjadi permasalahan inti dalam penelitian ini adalah :
1.          Apakah pembentukan akhlak siswa hanya dipengaruhi oleh materi pelajaran Pendidikan Agama Islam saja?
2.          Bagaimanakah kurikulum pendidikan agama Islam dalam kaitannya dengan pembentukan akhlak siswa?
3.          Apakah mata pelajaran lain turut berperan dalam pembinaan akhlak siswa?
4.          Bagaimana Pelaksanan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa SMPN 1 Bandar Lampung.?
5.           Bagaimanakah Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlak Siswa SMPN 1 Bandar Lampung?
6.          Faktor apakah yang menghambat dan mendorong pendidikan agama Islam terhadap pembentukan  akhlak siswa SMPN 1 Bandar Lampung ?
7.          Apakah lingkungan siswa dan lingkungan sekolah berpengaruh dalam pembentukan akhlak siswa?

2. Pembatasan Masalah
Karena demikian luasnya ruang lingkup masalah penelitian, maka peneliti membatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut :
1.      Penelitian difokuskan pada pelaksanaan Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam hubungannya dengan pembentukan akhlak siswa yang meliputi perencanaan (SAP), Pelaksanaan dan Evaluasi.
2.      Pembentukan akhlak siswa meliputi : pembentukan perilaku siswa dalam hubungannya dengan akhlak dengan Khaliq, orangtua, guru, teman dan lingkungan]

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta batasan masalah diatas, maka dapat diambil suatu rumusan permasalahan dalam penelitian ini, yakni : “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMPN 1 Bandar Lampung ?”

D.    Hipotesis

Adapun yang dimaksud hipotesis adalah “Dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.” [13] Sedangkan menurut Winarno Surakhmad, hipotesis adalah “Sebuah kesimpulan yang bersifat sementara, artinya perlu dibuktikan akan kebenarannya.” [14]
Dilihat dari hasil observasi pendahuluan dan wawancara dengan beberapa dewan guru, penulis mengemukakan hipotesis bahwa keberhasilan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa adalah dikarenakan guru memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan baik, menguasai metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik.


E.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :
1.      Untuk mengetahui dan menemukan Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa
2.      Untuk mengetahui dan menemukan faktor-faktor positif yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa SMPN 1 Badar Lampung

Kegunaan penelitian ini adalah : :
1.      Diharapkan dari penilitian ini dapat diperoleh masukan bagi proses pembelajaran pendidikan Agama Islam yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak siswa sehingga dapat diterapkan di sekolah lain.
2.      Diharapkan dapat berguna bagi para pendidik di SMPN 1 Bandar Lampung agar kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan, terutama pendidikan agama Islam.
3.      Dari hasil penelitian ini kiranya anak didik yang berada di SMPN 1 Bandar Lampung ini dapat menyadari betapa pentingnya pendidikan agama di dalam mengendalikan perilaku.

F.     Kerangka Pikir
Peranan guru dalam proses pembinaan sangat berperan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam diantaranya adalah menjadi manusia yang berakhlak mulia, sesuai dengan tutunan dan ajaran agama.
Mengingat setiap guru memiliki kepribadian, kemampuan profesional, dedikasi dan tanggungjawab yang semuanya merupakan esensi dalam proses pendidikan. Esensi sebuah lembaga pendidikan adalah kualitas pembinaan yang diciptakan oleh guru yang profesional. Dalam konteks inilah peranan pendidikan agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa dikaji secara ilmiah.
Secara konseptual proses pembentukan akhlak merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum yang baik harus terdapat dalam proses pembinaan. Atas dasar itu proses pendidikan agama Islam mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan metode bimbingan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Secara lebih luas, proses pembentukan akhlak siswa ditentukan oleh variabel yang lebih luas seperti peranan orang tua di rumah, lingkungan sosial, lingkungan pergaulan, media, dan secara internal kurikulum pendidikan itu sendiri.
Disini, peran guru sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menjadi manusia uyang berakhlak mulia melalui proses pembelajaran di dalam kelas dan proses bimbingan di luar kelas dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, perhatian dan nasehat. Selain itu, keberhasilan pembentukan akhlak siswa di sekolah harus didukung pula oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
Jadi, pembentukan akhlak siswa di sekolah merupakan serangkaan proses yang berlangsung dalam proses belajar mengajar dan pengaruh lingkungan internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam Gambar 1 pada halaman berikut.
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa Proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan di luar kelas dan lingkungan dalam kelas yang meliputi guru, sarana, kurikulum, dan kegiatan di dalam dan di luar kelas. Dari dua faktor tersebut yang berinteraksi dalam proses pembelajaran menghasilkan output. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk pembentukan akhlak siswa faktor-faktor input diluar kelas (luar sekolah) atau faktor lingkungan berpengaruh terhadap keberhasilan dari tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Gambar 1
Kerangka Pikir

















            Dalam pembentukan akhlak siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, variabel yang mempengaruhinya adalah kurikulum, guru, sarana, kegiatan di dalam dan di luar kelas. Disamping itu, dipengaruhi oleh lingkungan dimana siswa tinggal. Dalam penelitian ini penulis meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa.
Untuk memperjelas dan mempermudah dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis perlu menjelaskan defisini operasional penelitian ini. Pertama, Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segenap upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana diatur oleh Kurikulum 2004. Adapun guru adalah guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam SMPN 1 Bandar Lampung. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor baik yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Akhlak adalah perlaku baik berupa sikap, tindakan atau pola pikir terpuji yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak dalam penelitian ini mencakup akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap lingkungan dan akhlak terhadap sang Khalik.



[1] Arifin HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan, (Jakarta : Bulan Bintang,  1976) hal. 13
[2] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1974) hal.  301
[3] Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut :  Daarul Fikr, 1994) Jil. 2,  hal. 79
[4] http//:www.ri.go.id/uu/sisdiknas.pdf
[5] Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,  (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1983) hal. 7.
[6] Departemen Agama RI, Ibid, 1976, h. 654
[7]Ibid, h. 1060
[8]M. Athiyah Al-Abrasy, Dasar – Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemahan Bustami A. Ghani Dan Johar Bahri, (Jakarta : Penerbit Bulan Bintang, 1970( hal. 1
[9] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta :  Bulan Bintang, 1977) hal. 72
[10]Dokumentasi SMPN I Bandar Lampung
[11]Observasi  tgl 2 dan 5 Maret 2006
[12]Observasi tgl. 12,14, dan 18 Maret 2006
[13] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jakarta : Penerbit Andi, 1990) hal.  63.
[14] Winarno Surakhmad, 1982 : 68.

Tidak ada komentar: